Inovasi Sistem Pendidikan Bangkit dan Pulihkan Gelora Semangat Belajar di Masa Pandemi oleh Rasyidi Asadul Usud
“Bosan ku menatap layar, menatap wajah digital. Menyapa tanpa raga, tak bisa ke taman bertemu dengan teman. Keluhku seketika tak bermakna, semua sedang berusaha untuk tetap hidup dan ada. Bila tiba saatnya nanti, bila pagebluk berhenti, kan ku peluk teman-temanku, kupeluk melepas rasa rindu. sampai nanti, hilang duka sendu”.
***
Kata demi kata dari nukilan di atas sangat mewakilkan bagaimana kondisi kita saat ini dengan segudang kompleksitas. Bahkan, beberapa dari kita sudah kehabisan kata untuk mengungkapkan rasa yang dialami setelah kedatangan virus yang awalnya dianggap sepele, tetapi sekarang membuat tatanan kehidupan berubah 180 derajat, yang awalnya sebatas penyakit baru, tetapi malah melahirkan rasa haru.
Indonesia saat ini sedang menghadapi masalah besar yang jika dibiarkan dapat mengancam keberlangsungan kehidupan. Masalah itu adalah pandemi COVID-19. World Health Organization (WHO) telah menetapkan virus Corona atau COVID-19 sebagai pandemi karena telah menyebar ke lebih dari 100 negara di dunia. Setelah mewabahnya virus COVID-19, manusia harus mencari cara baru dalam melakukan segala aktivitas untuk mencegah penyebarannya. Namun, upaya penyebaran virus COVID-19 telah menghambat kegiatan perekonomian dan dampaknya terhadap tingkat kesejahteraan sosial semakin dirasakan masyarakat. Bahkan, lebih parahnya lagi, dampaknya terhadap ekonomi diperkirakan akan besar dan dapat menyebabkan resesi global hingga akhirnya jutaan orang akan jatuh ke dalam jurang kemiskinan. Berbagai penelitian memperkirakan bahwa pandemi COVID-19 akan menurunkan pertumbuhan ekonomi Indonesia ke kisaran angka 1% sampai 4%. Tidak hanya itu, pandemi ini juga mulai mengubah tatanan kehidupan mulai dari aspek sosial, budaya, politik, hingga menurut Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa atau United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) menyatakan bahwa wabah virus corona telah berdampak terhadap sektor pendidikan yang dirasakan sekitar 209,5 juta pelajar di seluruh dunia.
Akibat dari permasalahan ini diterapkannya berbagai kebijakan untuk memutus mata rantai penyebaran virus di Indonesia. Upaya yang dilakukan oleh pemerintah di Indonesia salah satunya dengan menerapkan himbauan kepada masyarakat agar melakukan physical distancing yaitu himbauan untuk menjaga jarak diantara masyarakat, menjauhi aktivitas dalam segala bentuk kerumunan, perkumpulan, dan menghindari adanya pertemuan yang melibatkan banyak orang. Oleh karna itu, saat ini disrupsi teknologi terjadi di dunia pendidikan. Pembelajaran tatap muka yang awalnya dilaksanakan 100% di sekolah secara tiba-tiba mengalami perubahan yang sangat drastis. Padahal, sebelum datangnya pandemi, capaian pendidikan di Indonesia dapat dikatakan masih belum optimal seperti yang terlihat pada skor Programme for International Student Assessment (PISA) oleh OECD pada tahun 2018. Indonesia berada pada peringkat 72 dari 77 negara untuk kompetensi membaca, peringkat 72 dari 78 negara untuk matematika, dan peringkat 70 dari 78 negara untuk sains dengan nilai yang cenderung stagnan dalam 10 hingga 15 tahun terakhir. Inilah alasan mengapa pemerintah harus segera menemukan inovasi sistem pendidikan dalam kegiatan pembelajaran di masa-masa penuh keterbatasan ini.
Inovasi Pendidikan

Inovasi pendidikan adalah inovasi dalam bidang pendidikan atau inovasi untuk memecahkan masalah pendidikan. Jadi, inovasi pendidikan adalah suatu ide, barang, metode yang dirasakan atau diamati sebagai hal yang baru bagi seseorang atau kelompok orang (masyarakat), baik berupa hasil intervensi (penemuan baru) maupun discovery (baru ditemukan orang), digunakan untuk mencapai tujuan pendidikan atau memecahkan masalah pendidikan nasional. Perubahan komunikasi dalam pendidikan sudah berpindah pada komunikasi bermedia dengan memanfaatkan teknologi digital, tidak banyak lagi menggunakan komunikasi yang dikembangkan oleh beberapa ahli pendidikan seperti Hovlad, Carold Lasswell, John Dewey, Litle John, Onong Uchayana. Mereka menitik beratkan pada kajian face to face antara guru dengan siswa. Namun, saat ini para praktisi pendidikan sudah berubah pada pemanfaatan dan pengembangan digital. Oleh sebab itu, inovasi dalam pendidikan perlu dipahami dan dilakukan bukan hanya pada tatanan cara melalui penggunaan teknologi dan digitalisasi, namun perlu dimulai dari tatanan pola pikir dan perilaku.
Inovasi perlu dilihat sebagai sebuah upaya untuk mengembangkan kemampuan dalam melihat dan melakuan sesuatu dari perspektif yang berbeda, kritis, kreatif, menarik, dan praktis. Dalam hal ini, kreativitas menjadi faktor yang penting untuk dimiliki oleh guru dan kepala sekolah, serta orang tua atau pengasuh dalam membangkitkan antusiasme dan efektivitas proses belajar mengajar melalui berbagai cara, dimulai dari apa yang tersedia di sekitar siswa. “Semua tahu, kita sedang dan akan menghadapi masa-masa sulit dalam beberapa bulan ke depan tetapi, tidak berarti kita tidak berbuat apa-apa. Dalam kondisi uncertainty inilah, kemampuan adaptif sangat butuhkan,” kata Guru Besar UI dan Founder Rumah Perubahan Renald Khasali dalam tulisannya. Renald menerangkan, setiap kali manusia berhadapan dengan kesulitan maka inovasi muncul.
Dengan adanya pembatasan interaksi, Kementerian Pendidikan di Indonesia juga mengeluarkan kebijakan, yaitu meliburkan sekolah dan merekonstruksikan proses Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) menjadi Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) dengan pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dan tampaknya kebijakan ini masih menjadi opsi win-win solution untuk sementara waktu. Saat ini program e-learning sedang menjadi perbincangan hangat di dunia pendidikan, salah satunya melalui program belajar “Blended Learning”. Lantas bagaimanakah yang dimaksud dengan program belajar blended learning? mari kita ulas.
Inovasi Metode Pembelajaran Baru Melalui Blended Learning

Blended Learning atau sering disebut juga sebagai Hybrid Learning karena memiliki arti yang sama, model pembelajaran yang menggabungkan berbagai cara penyampaian, model pengajaran, dan gaya pembelajaran, memperkenalkan berbagai pilihan media dialog antara fasilitator dengan orang yang mendapat pengajaran. Blended learning juga sebagai sebuah kombinasi pengajaran langsung (face-to-face) dan pengajaran online, dan sebagai elemen interaksi sosial. Berdasarkan beberapa penelitian disebutkan bahwa blended learning mempunyai dampak yang lebih efektif daripada pembelajaran online ataupun pembelajaran tatap muka dari segi hasil belajar siswa. Penggunaan Blended learning dapat diterapkan dengan menggunakan kombinasi-kombinasi berikut: 50/50 berarti 50% pembelajaran online dan offline 50% pembelajaran tatap muka, 75/25, yaitu 75% pembelajaran online dan offline 25% pembelajaran tatap muka, atau 25/75 jadi 25% pembelajaran online dan offline 75% pembelajaran tatap muka dari alokasi waktu pembelajaran.
Kelebihan yang dapat dilihat dibanding dengan metode pembelajaran konvensional tampak dari keefisienan dan keefektifannya sehingga dapat dikatakan bahwa model pembelajaran ini dapat menghemat sumber daya, waktu, dan juga biaya yang dikeluarkan. Peserta didik dapat mengakses pembelajaran di mana saja dan kapan pun tanpa ada pembatasan ruang gerak dan waktu.
Selain itu, pembelajaran model blended juga dapat dikembangkan secara fleksibel dan peserta didik dapat mengakses modul pembelajaran dengan mudah karena dilakukan secara online. Tutor atau guru juga dapat menyampaikan materi dengan beragam cara seperti dengan video konferensi, video tutorial, sharing modul pembelajaran, dan lain sebagainya. Tentunya dengan segudang kelebihan dari metode ini, permasalahan yang dihadapi di masa pandemi ini akan mudah teratasi dan dapat mengembaikan kekondusifan dalam dunia pendidikan
Konsep Blended Learning
Konsep yang pertama, blended learning merupakan metode pembelajaran yang mengombinasikan atau menggabungkan berbagai teknologi berbasis web untuk mencapai tujuan pendidikan. Blended learning akan mengintegrasikan pembelajaran tradisional tatap muka dengan pembelajaran jarak jauh menggunakan sumber belajar online dan beragam pilihan komunikasi yang dapat digunakan oleh guru dan siswa. Hal ini memungkinkan siswa memiliki sumber belajar yang beragam untuk menggali ilmu lebih dalam. Kedua, blended learning merupakan kombinasi dari berbagai pendekatan pembelajaran untuk menghasilkan suatu pencapaian pembelajaran yang optimal dengan atau tanpa teknologi pembelajaran. Pendekatan pembelajaran yang dimaksud adalah behaviorisme, konstruktivisme, dan kognitivisme. Ketiga, blended learning merupakan kombinasi banyak format teknologi pembelajaran dengan kombinasi pembelajaran tatap muka. Format teknologi pembelajaran yang dimaksud, yaitu video tape, CD – ROM, webbased training, film, dan lainnya.Keempat, blended learning merupakan metode pembelajaran yang menggabungkan teknologi pembelajaran dengan perintah tugas kerja aktual. Hal tersebut bertujuan untuk menciptakan pengaruh yang baik pada pembelajaran dan pemberian tugas. Inilah beberapa konsep yang dapat diterapkan pada pembelajaran virtual saat ini agar pendidikan tetap berjalan dengan baik meskipun kondisi saat ini tidak sebaik pembelajaran tatap muka.
Rintangan dan Solusi dalam Pengaplikasian Blended Learning di Indonesia
Penerapan inovasi baru dalam sistem pendidikan tentu akan membangkitkan semangat belajar para siswa. Mereka sangat membutuhkan suasana baru setelah mengalami berbagai kendala dalam belajar selama masa pandemi, tetapi inovasi pembelajaran ini memiliki beberapa rintangan jika diaplikasikan di Indonesia. Rintangan terbesar dalam pengaplikasian sesuatu yang berkaitan dengan teknologi seperti program blended learning di Indonesia adalah keterbatasan alat yang dimiliki masyarakat. Laporan OECD(2020) dalam jurnal “A framework to guide education to response the COVID-19 Pandemic 2020” menyebutkan bahwa hanya 34% siswa Indonesia yang memiliki komputer di rumahnya.
Keterbatasan infrastruktur seperti akses internet dan ketersediaan listrik di wilayah 3T juga menjadi batu sandungan untuk pengembangan metode pembelajaran ini di daerah yang bersangkutan. Salah satunya di daerah penulis sendiri, yaitu di Aceh. Salah satu kabupaten yang mengalami keterbatasan infrastruktur ialah kabupaten Aceh Singkil sesuai yang diketahui bahwa pemerintah telah menetapkan 122 kabupaten sebagai daerah tertinggal 2015-2019 sebagaimana tertuang dalam Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 131 Tahun 2015 tentang Penetapan Daerah Tertinggal Tahun 2015-2019 dan Kabupaten Aceh Singkil merupakan salah satu kabupaten yang mendapat predikat daerah tertinggal tersebut. Pembenahan infrastruktur sangat dibutuhkan jika ingin pembelajaran hybrid / blended learning dilakukan secara keseluruhan di Indonesia. Pembenahan mengenai infrastruktur dan kesenjangan pencapaian materi ini tentunya sangat kompleks dan tidak dapat dilakukan oleh Kemendikbud saja, tetapi harus melalui lintas kementerian dan pemerintahan antara pemerintah pusat, daerah, dan pihak swasta.
Selain itu, kesiapan guru sebagai sumber belajar pertama bagi siswa juga sangatlah penting. Penerapan metode pembelajaran hybrid/ blended learning tidak akan berjalan maksimal jika guru tidak mampu menggunakan teknologi sebagai sarana belajar. Oleh karena itu, kemampuan guru dalam menghadapi era teknologi baru ini juga menjadi salah satu rintangan pemerintah untuk menerapkan pembelajaran metode hybrid / blended learning. Tentunya solusi untuk mengatasi masalah ini dengan mengadakan pelatihan untuk guru.
Di sisi lain, kita tidak dapat memandang pandemi ini hanya sebagai wadah keluh kesah. Sudah banyak hal-hal baru yang bersifat positif kita temukan dalam kondisi seperti ini. Contohnya, para siswa akan terbiasa untuk peka dan beradaptasi dengan perubahan. Mau tidak mau, mereka pasti mengeksplorasi teknologi demi keberlangsungan proses pembelajaran. Tidak hanya siswa, tetapi lembaga pendidikan, guru, hinga orang tua diharuskan cerdas dan cakap dalam mengoperasikan teknologi. Hal ini memacu percepatan transformasi teknologi pendidikan yang selaras dengan era Revolusi Industri 4.0 yang terus bergerak maju. Aplikasi belajar online juga sudah banyak bermunculan yang memudahkan siswa dalam memeroleh informasi pengetahuan. Oleh karena itu, semua unsur pendidikan harus bersama-sama berjuang menghadapi segala rintangan selama masa yang penuh dengan keterbatasan ini, dimaksimalkan dengan tidak memberikan ruang bagi mental negatif untuk berkembang, dan menemukan batu loncatan untuk meraih kesuksesan seperti kutipan dari tokoh nasional, presiden RI ke tiga, bapak Bj. Habibie “Masa depan Indonesia ditentukan oleh keunggulan sumber daya manusia Indonesia yang memiliki nilai budaya, memahami dan menguasai mekanisme pengembangan serta penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi.”