Aceh kembali mencatatkan prestasi gemilang di tingkat nasional. Dua pelajar terbaik dari provinsi ini, Muhammad Ridho dari SMAN Modal Bangsa dan Nathanía Putri Diwansyah dari SMAN 1 Banda Aceh, resmi terpilih sebagai anggota Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) Nasional Tahun 2025. Keduanya akan mewakili Provinsi Aceh dalam upacara peringatan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia yang akan digelar pada 17 Agustus 2025 di Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara.
Muhammad Ridho mendapat kehormatan luar biasa untuk bertugas secara langsung sebagai bagian dari tim pengibar bendera di IKN. Tanggung jawab ini tidak hanya menunjukkan prestasi individu, tetapi juga menjadi wujud nyata dari hasil pembinaan karakter, kedisiplinan, dan semangat kebangsaan yang ditanamkan di sekolah dan lingkungan keluarga.
Pemilihan Paskibraka Nasional merupakan hasil seleksi ketat yang dilakukan oleh Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) bersama instansi terkait. Ribuan siswa dari seluruh Indonesia mengikuti proses seleksi yang meliputi penilaian fisik, intelektual, mental ideologi, hingga wawasan kebangsaan. Terpilihnya Muhammad Ridho dan Nathanía Putri Diwansyah menandakan bahwa generasi muda Aceh mampu bersaing di tingkat nasional dan menunjukkan kapasitas kepemimpinan serta rasa cinta tanah air yang tinggi.
Prestasi ini tentu menjadi kebanggaan besar, tidak hanya bagi keluarga dan sekolah masing-masing, tetapi juga bagi seluruh masyarakat Aceh. Keberhasilan ini diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi pelajar lainnya untuk terus berprestasi dan menanamkan semangat nasionalisme dalam kehidupan sehari-hari.
Pemerintah Provinsi Aceh, Dinas Pendidikan Aceh, serta seluruh elemen masyarakat turut menyampaikan rasa bangga dan doa terbaik agar amanah besar ini dapat dijalankan dengan penuh tanggung jawab. Semoga Muhammad Ridho dan Nathanía Putri dapat menjalankan tugas dengan baik dan mengharumkan nama Aceh di tingkat nasional.
Dengan semangat juang, kedisiplinan, dan loyalitas kepada bangsa, keduanya diharapkan menjadi teladan bagi generasi muda Indonesia. Selamat kepada Muhammad Ridho dan Nathanía Putri Diwansyah—teruslah berkarya dan menjadi inspirasi untuk Aceh dan Indonesia.
Perjalanan Muhammad Ridho dari Aceh Ke Pusat!
Perjalanan Saya Menjadi Calon Paskibraka Tingkat Pusat 2025
Saya percaya bahwa cinta tanah air bukan hanya sekadar kata-kata, tetapi harus diwujudkan lewat tindakan nyata. Itulah yang memotivasi saya mengikuti seleksi Paskibraka 2025. Bagi saya, Paskibraka adalah simbol kedisiplinan, keberanian, dan kesatuan—sekaligus wadah untuk mengasah mental, menambah pengalaman, relasi, prestasi, dan tentunya membanggakan orang tua.
Perjalanan saya dimulai dari seleksi di SMAN Modal Bangsa. Bersama teman-teman dari ekstrakurikuler Paskibra, kami diseleksi untuk menjadi peserta seleksi tingkat Kabupaten Aceh Besar. Pada awalnya, saya sempat diremehkan karena minimnya pengalamanpaskibra saya saat masa-masa awal saya ikut ekstrakurikuler paskibra disekolah, namun saya tidak menyerah pada saat itu, dan menjadikan hal itu sebagai motivasi dan dorongan bagi saya untuk terus berkembang menjadi lebih baik lagi setiap harinya dan membuktikan bahwa saya mampu.
Pada seleksi kabupaten, saya berjuang keras dan selalu optimis bisa melangkah ke provinsi. Alhamdulillah, saya lolos bersama satu teman dari sekolah. Seleksi di tingkati provinsi bukanlah hal yang mudah—saya bersaing dengan yang terbaik dari seluruh Aceh. Dengan tekad, doa, dan kerja keras, alhamdulillah saya berhasil lolos ke seleksi paskibraka tingkat pusat di Jakarta bersama tiga perwakilan terbaik Aceh lainnya.
Di Jakarta, saya mengikuti seleksi dengan serius dan selalu melibatkan Allah dalam setiap langkah. Sampai pada akhirnya, setelah perjalana yang sangat panjang. Alhamdulillah, saya dinyatakan lulus sebagai Calon Paskibraka Tingkat Pusat 2025 mewakili Provinsi Aceh, berkat karunia Allah SWT dan doa orang tua, keluarga, guru-guru, dan teman-teman, serta kerja keras saya karena sudah melangkah dari seleksi tingkat kabupaten, sampai kepusat. Saya sangat bersyukur dan masih tak menyangka atas pencapaian ini—dari yang awalnya sempat diremehkan, kini saya bisa membuktikan bahwa saya mampu.
Pengalaman ini memberi saya banyak pelajaran, relasi dari seluruh Indonesia, dan keyakinan bahwa kerja keras tak pernah mengkhianati hasil. Pesan yang selalu saya pegang:
“Jatuh bukanlah tanda untuk berhenti, tetapi pertanda untuk bangkit lebih tinggi.”
Sekian, Terimakasih.
~ Raisul Akbar
Tinggalkan Komentar